Bencana Kekeringan Memuncak, MDMC Jawa Tengah Sinergikan Distribusi Air Bersih dengan AUM
Yogyakarta (21/8) – Beberapa wilayah di Indonesia kini sedang mengalami kekeringan akibat datangnya musim kemarau, salah satunya di daerah Jawa Tengah tepatnya di Kab. Sragen, Kab. Cilacap dan Kab. Sukoharjo. Adapun update terkini respon bencana kekeringan bulan Juli-Agustus, MDMC Jawa Tengah telah sinergikan bantuan air bersih bersama LazisMu dan AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) di wilayah dengan total bantuan sebanyak 106.000 liter air. Pasalnya kekeringan yang telah melanda beberapa wilayah di Jawa Tengah ini, memang diisukan mengalami puncak kekeringan di bulan Juli hingga Agustus.
Keseluruhan total penerima manfaat sebanyak 1.109KK dengan bantuan transportasi berupa armada tangki berkapasitas 5.000-6.000 liter lengkap dengan mesin pompa air dan selang spiral. Bantuan di Kab. Sragen diberikan kepada 707KK di 3 kecamatan (Kec. Jenar, kec.Tangen & Kec. Gesi) sebanyak 90.000 liter air bersih dengan 4 kali dropping. Kemudian di Kab. Cilacap, bantuan sebanyak 10.000 liter untuk 102KK diberikan di Desa Sidaurip, Dusun Gebangsari dan Dusun Sidasaro. Kemudian di Kab. Sukaharjo sendiri distribusikan 6.000 liter setiap hari Jumat dan Sabtu dalam 1 bulan dengan total 300KK di Desa Alasombo dan Desa Tawangsari.
Manager LazisMu Kab. Sukoharjo, Muslih menyampaikan bahwa kerjasama ini guna menjalankan semangat OMOR (One Muhamadiyah One Response)
“Alhamdulillah pada hari Jumat yang berkah ini LazisMu bersama dengan MDMC menyalurkan air bersih di Dukuh Plumbon Desa Alasombo Kecamatan Weru sebanyak 6.000 liter. Kami menghaturkan terima kasih kepada SD Muhammadiyah Palur yang telah bekerjasama dalam program air bersih ini” terangnya.
Musim kemarau tahun 2023 menurut BMKG memang telah dimungkinkan untuk muncul fenomena El Nino dan IOD Positif dimana dampak keduanya adalah minimnya curah hujan yang cukup ekstrem. Bahkan salah satu laporan dari MDMC Kab. Cilacap menyampaikan bahwa kondisi masyarakat di Desa Sidaurip saat ini khususnya di Dusun Gebangsari dan Dusun Sidasaro mulai kesulitan air bersih karena sumber air sumur mulai berkurang dan diperparah dengan adanya pasang air laut sehingga air sungai yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat menjadi asin atau payau.(MDMC)