Satuan Pendidikan Aman Bencana Harus Jadi Bagian Dari Pendidikan Karakter

Divisi Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan (PRBK) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah menyelenggarakan webinar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Jum’at (11/02).
Hadir sebagai narasumber para pelaku program SPAB yaitu Agus Widianto, anggota Divisi PRBK MDMC PP Muhammadiyah, Iwan Kurniawan, Kepala SD Muhammadiyah 7 Bandung, Febti Norma, tim siaga bencana SD Unggulan Aisyiyah Bantul dan Siti Alpiyah, satgas SLB Muhammadiyah Dekso, Kulonprogo.
Arif Jamali Muis, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah dalam sambutannya mengatakan sekolah adalah tempat bagi anak-anak penerus bangsa ini untuk menimba ilmu dan kita berdampingan dengan berbagai macam bencana.
Di Yogyakarta sendiri, Arif Jamali Muis mencontohkan di utara ada Gunung Merapi dan di selatan ada Laut Selatan dengan potensi gempa.
“Ketika anak-anak menuntut kemudian ilmu, maka harus punya hak terhadap keselamatan,” katanya.
Tentang SPAB ada dua hal penting menurut Arif, pertama menyelamatkan warga Satuan Pendidikan ketika mereka belajar itu penting.
Arif mencontohkan upaya MDMC dibawah divisi PRBK menggagas sekolah aman dalam konteks bencana alam dan konteks sosial, anti kekerasan.
“Yang kedua, sekolah aman bencana itu harus dijadikan bagian dari pendidikan karakter. Ini yang menurut saya sering lepas. SPAB harus menjadi bagian besar dalam konteks pendidikan, dalam menanam nilai-nilai bagi peserta didik,” imbuh Arif Jamali Muis.
Ditambahkannya, sering SPAB hanya dijadikan secara administratif tidak menyentuh persoalan-persoalan pada pendidikan karakter.
“Kedisiplinan, menghargai orang lain, taat pada SOP, taat pada aturan, peduli pada sesama itu kan semua bagian dari SPAB,” pungkas Arif Jamali Muis.
Taufik Kartiko, Direktur Mitigasi BNPB dalam kesempatan tersebut mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada MDMC atas terselenggaranya webinar ini. “Kita berharap banyak inovasi yang tumbuh dari MDMC,” katanya.
Narasumber Agus Widianto, yang sudah berpengalaman menerapkan program SPAB di berbagai sekolah Muhammadiyah maupun negeri di Propinsi Bengkulu memaparkan tentang SPAB secara konsepsional.
Menurut Agus, pelaksanaan SPAB di sekolah bisa diwujudkan dalam berbagai pendekatan secara teknis operasional apakah itu dilaksanakan dalam ekstrakurikuler maupun mengintegrasikan dalam kurikulum pelajaran.
“Banyak satuan pendidikan merasa bahwa mereka tidak punya sumber daya, namun sesungguhnya jika kita analisa ternyata banyak sumber daya yang dimiliki, tinggal bagaimana untuk menghimpunnya agar menjadi kekuatan,” kata Agus.
Tiga narasumber lain, memaparkan dan berbagi pengalaman tentang praktek baik SPAB di masing-masing sekolah. Iwan Kurniawan membagikan tentang program Disaster Awaraness Education Center di SD Muhammadiyah 7 Bandung.
Sedangkan Febti Norma dari SD Unggulan Aisyiyah Bantul dan Siti Alpiyah dari SLB Muhammadiyah Dekso, Kulonprogo berbagi tentang pelaksanaan SPAB di sekolah masing-masing. (Tim Media MDMC)

Add a Comment

Your email address will not be published.