Gempa Bawean Guncang 7 Kabupaten di Jawa Timur, MDMC Gresik Lakukan Analisa Dampak dan Bangun Pos Koordinasi Terpusat
Bawean (25/3) – Tiga hari pasca terjadinya gempa bumi di pulau Bawean pada Jumat (22/3) lalu telah mengguncang 7 kabupaten di Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Pamekasan, Lamongan, Sidoarjo dan Surabaya dan Banjarbaru). Tim respon management dan volunteer Muhammadiyah melalui gerakan One Muhammadiyah One Response (OMOR), MDMC Gresik secara sigap lakukan kaji cepat dan buka pos koordinasi terpusat.
Berdasarkan hasil kajian per 22 Maret 2024 oleh tim relawan MDMC Gresik, dilaporkan bahwa 2 kecamatan dan 16 desa di pulau Bawean terdampak gempa. Dengan total rincian sebanyak 50 rumah warga dan 8 fasilitas umum seperti sekolah, masjid dan rumah sakit alami kerusakan. Saat ini terdapat pengungsian yang sudah dibangun berlokasi di alun-alun desa Sawahmulya dan desa Gunung Teguh.
Adapun tim relawan MDMC Gresik pada hari ini (25/3) telah kembali dari pulau Bawean menuju PDM Gresik untuk melaporkan hasil kajiannya.
Menurut Danny, salah satu tim relawan MDMC Gresik bahwa upaya terkini yang dapat dilakukan oleh Muhammadiyah ialah pendirian pos koordinasi bencana induk Muhammadiyah sektor daerah dan cabang. Rencananya pos pelayanan akan didirikan di pulau Bawean dengan jarak kurang lebih 120 km dari PDM Gresik melalui jalur darat dan laut,
Danny juga menyebutkan bahwa timnya hari ini telah melakukan koordinasi dengan PDM Gresik terkait penemuan kendala akses khususnya untuk transportasi laut.
“Hari ini kami kembali ke Gresik dan melaporkan bahwa tidak ada transportasi ke Bawean, kami sulit mendapatkan kapal karena setiap hari belum tentu ada dan hari ini jadwal kapal sudah penuh” jelasnya.
“Sekarang kami hanya berkomunikasi lewat whatsapp dengan teman-teman yang ada di cabang untuk membantu melaporkan perkembangan kondisi disana” imbuhnya.
Dari hasil asesmen yang telah dilakukan tim MDMC Gresik juga menunjukkan bahwa tidak banyak korban yang mengalami luka-luka, hanya saja masyarakat banyak merasakan kecemasan akan datangnya gempa susulan.
“Saat kami berkeliling, paling banyak terdampak adalah psikis masyarakat. Mereka resah dan memilih tidur diluar rumahnya, bahkan tidak mau mengungsi. Hanya di hari pertama saja mereka mengungsi di alun-alun Sangkapura dan klinik Al – Manar” ungkap Danny.