MDMC Dorong Edukasi Kebencanaan dalam Kegiatan MPLS Sekolah Muhammadiyah di Tahun Ajaran Baru 2025/2026
Yogyakarta, Juli 2025 – Menyambut Tahun Ajaran Baru 2025/2026, Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendorong seluruh jaringan LRB di wilayah dan daerah untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Partisipasi ini menjadi momentum strategis untuk menyisipkan edukasi pengurangan risiko bencana (PRB) kepada warga sekolah, khususnya peserta didik baru, sebagai bagian dari upaya kolektif mewujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Melalui surat edaran resmi, LRB PP Muhammadiyah menekankan pentingnya keterlibatan relawan kebencanaan dalam agenda MPLS. LRB PWM dan PDM diimbau untuk menjalin koordinasi teknis dengan kepala sekolah serta Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen & PNF) setempat. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat literasi kebencanaan dan membangun budaya sadar risiko sejak dini di lingkungan pendidikan Muhammadiyah.
Beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan selama MPLS antara lain: pengenalan terhadap ancaman, kapasitas, kerentanan, dan risiko bencana di sekolah; sosialisasi peran aktif warga sekolah dalam SPAB; hingga simulasi upaya penyelamatan saat terjadi bencana. Inisiatif ini sejalan dengan semangat MPLS Ramah yang diusung Kemendikbudristek, yakni menciptakan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful bagi peserta didik.
Tema MPLS Ramah tahun ini juga menekankan pentingnya membangun karakter dan memperkuat profil pelajar, pengenalan kurikulum dan lingkungan satuan pendidikan, serta menumbuhkan kedekatan antarelemen sekolah. LRB PP Muhammadiyah meyakini bahwa integrasi materi PRB dalam program ini akan semakin memperkaya proses transisi peserta didik menuju lingkungan belajar yang adaptif, aman, dan berdaya tahan terhadap bencana.
Keterlibatan LRB Muhammadiyah dalam MPLS bukan hanya bentuk sinergi antarlembaga, namun juga sebagai bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam mewujudkan sekolah yang tangguh bencana. Dengan kesiapsiagaan yang ditanamkan sejak awal, peserta didik tidak hanya cerdas secara akademik, namun juga siap menghadapi tantangan lingkungan yang dinamis.(*)