MDMC Latih Nakes Tingkatkan Kemampuan Tangani Kedaruratan Bencana
Yogyakarta, 9 Januari 2025 – Lembaga Resiliensi Bencana (LRB)/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) selama tiga hari berturut-turut untuk meningkatkan kapasitas Tenaga Kesehatan Bencana PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah) dan RSMA (Rumah Sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah).
Meningkatnya kompleksitas darurat medis akibat bencana menjadi semangat bagi Muhammadiyah melalui MDMC untuk memperkuat manajemen penanggulangan krisis kesehatan di Indonesia. Koordinasi internal antara MDMC, PTMA, MPKU PP Muhammadiyah, serta pemerintah melalui Pusat Krisis Kesehatan dan Dinas Kesehatan di tingkat lokal perlu diterjemahkan dalam bentuk pelatihan yang terstruktur bagi tenaga kesehatan. Fokus utamanya adalah memahami sistem koordinasi dalam manajemen respons MDMC, serta merancang program layanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Bimbingan teknis ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga kesehatan PTMA dan RSMA dalam manajemen respons krisis kesehatan yang efektif akibat bencana. Selain itu, pelatihan ini memberikan pengetahuan mendalam tentang konsep dan praktik Komando Penanganan Darurat Bencana, baik oleh pemerintah maupun Muhammadiyah, serta memahami sistem koordinasi dan penanganan krisis kesehatan. Peserta juga diajak untuk mengembangkan strategi pengelolaan komunitas pre-hospital dan intra-hospital guna penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus kebencanaan, termasuk melalui simulasi bencana.
Pada hari pertama kegiatan ini dimulai dengan sesi perkenalan, safety briefing, pre-test, dan penyusunan kontrak belajar. Dr. Agus Samsudin, M.M., selaku Ketua MPKU PP Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat penting karena tidak hanya mencakup transfer pengetahuan, tetapi juga praktik simulasi. Menurutnya, keberhasilan kesiapan rumah sakit menghadapi bencana sangat bergantung pada latihan simulasi yang terencana dan teruji.
Sementara itu, Budi Setiawan, S.T., Ketua MDMC, menjelaskan bahwa perubahan fokus dari penanggulangan bencana menjadi resiliensi memiliki makna mendalam. Resiliensi menekankan pada keberlanjutan dan kemajuan yang diwujudkan melalui program-program terstruktur, terukur, dan dapat dievaluasi.
Hari pertama kegiatan menghadirkan empat pemateri dengan topik beragam. Dr. Sumanjaya, SKM., MM., MFP., C.F.A., Kepala Pusat Krisis Kemenkes RI, menyampaikan materi tentang Kebijakan Nasional dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan. Budi Setiawan, S.T., memberikan materi tentang Fikih Kebencanaan, sedangkan Dr. Tri Anang Yulianto, Sp.EM., KDM, menjelaskan Triage dan Manajemen Penanganan Korban Massal. Budi Santoso, S.Psi., M.K.M., membahas topik Bencana dan Dampak Krisis Kesehatan di Indonesia, dan Dr. Al Afik, M.Kep., memberikan materi terkait Standar Tim Medis Respons Bencana (DMC/DMT RSMA).
Penyampaian materi dilakukan secara interaktif melalui kuis dan diskusi kelompok, sehingga peserta terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tenaga kesehatan Muhammadiyah mampu mengimplementasikan manajemen respons krisis kesehatan secara efektif untuk menghadapi dampak bencana di masa depan.(*)