14 hari Respon Gempa Cianjur, Muhammadiyah Terjunkan 670 relawan dan Berbagai Layanan Untuk Warga Terdampak
Empat belas hari respon tanggap darurat bagi warga terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat dirasakan manfaatnya oleh warga yang mendapatkan dampingan dari Muhammadiyah.
Hal itu mengemuka dalam jumpa pers “Respon Muhammadiyah Untuk Cianjur Jabar” yang dilaksanakan secara hybrid langsung dari Cianjur, Jawa Barat, Senin, (5/12).
Gun-Gun, Ketua RT 04 Kampung Cieundeur atas nama warga berterimakasih kepada relawan Muhammadiyah. Gun Gun dan warga merasa terbantu dengan adanya bantuan hunian darurat, karena rumah warga hampir 100% ambruk.
Dia menyampaikan dalam jangka waktu sekian lama warga tidak memungkinkan masuk rumah karena rumah mereka hancur.
“Alhamdulillah sekarang sudah dibangunkan hunian-hunian darurat yang sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat kami dan alhamdulillah untuk ke depannya mau dibangunkan MCK. Sangat berterima kasih sekali atas nama warga masyarakat Kampung Cieundeur,” katanya.
Ema Maryani, salah satu penerima manfaat yang juga pengelola SD Islam Kreatif Muhammadiyah Cianjur mengatakan, saat terjadi bencana seluruh murid sedang libur karena seluruh guru mengikuti giat Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah di Solo.
Ia bersyukur karena kondisi tersebut menyebabkan sekolah kosong sehingga tidak timbul banyak korban di sekolah.
“Alhamdulillah Alloh memberikan perlindungan untuk SD Islam Kreatif,” katanya sambil terbata-bata menahan tangis.
Selanjutnya Erma juga menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh para pimpinan Muhammadiyah di Cianjur.
“Saya sampaikan terima kasih kepada bapak pimpinan Muhammadiyah yang selalu mengingatkan terus bagaimana anak-anak, bagaimana guru-guru,” ucap Ema.
Dia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran MDMC. Ema menyebutkan pasca gempa di hari Senin, MDMC sudah hadir di lokasi pada hari Selasa.
“Kami langsung dibantu dengan didirikan dapur umum dan kami selalu diminta untuk mengecek kondisi murid, orang tua murid, hingga guru-guru,” ujar Ema.
Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Budi Setiawan menyebutkan bahwa selama 14 hari kedatangan Muhammadiyah di Cianjur, tercatat 670 relawan dari berbagai daerah yang sudah datang membantu.
“Saat ini ada 457 relawan yang masih di Cianjur dan kami menggunakan prinsip standar internasional bahwa seorang relawan jangan tinggal lebih dari dua minggu, satu minggu itu harus kita putar,” kata Budi Setiawan.
Menurutnya dari asesmen yang dilakukan, Muhammadiyah mengambil lima titik untuk pelayanan.
“Kita ambil layanan di Cieundeur, Sukamulya, Ciherang, Limbangan Sari dan Cariu. Setelah kita lihat memang wilayah itu belum ada lembaga yang masuk, maka segera kami masuk,” ucapnya.
Diceritakannya, layanan pertama yang diusahakan Muhammadiyah adalah kesehatan dengan mengirim tim dari rumah sakit Muhammadiyah di Jakarta yang disusul kemudian oleh berbagai rumah sakit dari berbagai daerah lain.
Terkait layanan kesehatan ini Budi Setiawan secara khusus menyebut upaya Muhammadiyah mendatangkan dokter spesialis orthopedi sehingga tidak semua warga yang mengalami masalah tulang dirujuk ke Bandung.
Selain itu, dia menyebut Muhammadiyah juga menyiapkan layanan dapur umum mobile atau food truck untuk membantu TNI/Polri dan relawan lain di lokasi evakuasi di daerah puncak. Menurutnya bantuan ini sangat diapresiasi oleh banyak pihak.
Muhammadiyah juga mendirikan hunian darurat untuk warga karena mereka tinggal di hunian yang sangat darurat yaitu tenda komunal. Ini menurutnya tidak boleh lebih dari seminggu.
“Maka MDMC segera mengupayakan yang disebut hunian darurat. Meskipun tenda, tapi tenda keluarga. Kami sangat menghormati privasi, dengan tenda keluarga, kehormatan keluarga itu terjaga,” tegas Budi Setiawan.
Disebut Budi Setiawan sampai saat ini, 300 tenda darurat telah didirikan untuk per keluarga dengan ukuran 6×4 meter, sehingga kalau diisi 5-7 orang, 1 orang masih 3 meter persegi.