Cetak Fasilitator, Maharesigana UMM dan MDMC Kabupaten Malang Gelar Training Psikososial
Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama MDMC Kabupaten Malang kembali mengadakan peningkatan kapasitas relawan Klaster Psikososial.
Setelah tertunda selama masa pandemi Covid19, TOF (Training of Facilitator) Psikososial berhasil diselenggarakan di Malang (24-25/09). Peserta berjumlah 37 orang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Lampung, Banten, Jakarta, Purwokerto, Bojonegoro, Blitar dan Surabaya.
Rindya Fery Indrawan atau yang sering disapa Indra Fery, Ketua umum Maharesigana UMM menjelaskan bahwa terkadang banyak relawan di lokasi bencana yang kebingung terkait apa yang harus dilakukan saat menjadi tim dukungan psikososial.
“Bagaimana cara melakukan dukungan psikososial, relawan seperti apa yang diharapkan mampu memberikan layanan, bagimana membuat program yang tepat, kapan dan berapa lama,” kata Indra Fery.
Dengan latar belakang itulah, menurut Indra, pihaknya memandang urgen untuk melatih para relawan dukungan psikososial agar mereka dapat menjalankan program layanan dukungan psikososial sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.
Indra Fery menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas relawan dukungan psikososial. Para relawan diharapkan juga mampu membuat program sesuai dengan identifikasi kondisi psikologis pada masayarakat terdampak bencana.
“Semoga dengan adanya TOF Psikososial ini dapat menjawab pertanyaan para relawan dan dapat meningkatkan skill dan pengetahuan para peserta,” tegas Indra Fery yang juga pengurus harian MDMC Wilayah Jawa Timur tersebut.
Tanggapan Peserta
Bani Bacan Hacantya, salah seorang peserta dari Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas (PKPK) Universitas Negeri Airlangga (UNAIR) menjelaskan bahwa para relawan baik di bidang kebencanaan atau relawan yang bergerak dibidang lain perlu belajar menjadi fasilitator layanan dukungan psikososial.
Dia memandang Maharesigana cukup mampu memfasilitasi para relawan untuk meningkatkan skill dan kemampuan. “Saya membawa lima orang dalam tim. Mahasiswa sebanyak 3 orang dan Dosen 2 orang yang merupakan pengurus PKPK UNAIR,” jelas dosen muda yang kerap disapa Ncan tersebut.
Salah seorang peserta dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta, Wiwik Sulistyaningsih, menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan sudah difasilitasi dengan baik.
Harapannya, kegiatan klaster psikososial dapat kembali diselenggarakan dengan tujuan mencetak relawan yang memiliki sikap kerelawanan, khususnya dibidang psikososial. “Semoga organisasi seperti Maharesigana dapat dimiliki oleh kampus-kampus di Indonesia,” ujar Wiwik.
Terakhir, Aprilia Kristanti, peserta dari TAGANA Dinas Sosial Kabupaten Blitar menjelaskan bahwa sebagai praktisi, ia dan tim perlu mengupdate pengetahuan dan skill di bidang psikososial.
“Pengalaman yang diperoleh di lapang perlu diimbangi dengan proses pembelajaran, seperti mengikuti pelatihan. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, kami akan berbagi dengan anggota relawan TAGANA lainnya,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini, para peserta selama dua hari dibekali berbagai materi yaitu Manajemen Bencana, Basic Skill, Teknik Fasilitasi, Psychological Firs Aid (PFA), IDEAL 1, 2 dan 3. (Tim Media MDMC).