Hunian Muhammadiyah Untuk Penyintas Banjir Kalsel Pertimbangkan Kearifan Lokal
Hulu Sungai Tengah. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi (TDRR) pada Jumat (26/02) mengunjungi desa yang terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Seperti diketahui sebelumnya, banjir dan longsor melanda beberapa daerah di Kalimantan Selatan pada bulan Januari lalu, mengakibatkan kerusakan parah serta korban jiwa.
Dua desa yang berada di Kecamatan Hantakan yaitu Desa Papagaran dan Patikalain yang terpencil di Pegunungan Meratus menjadi lokasi yang dikunjungi. Di Desa Papagaran kunjungan dilakukan untuk melihat pelaksanaan kegiatan pendampingan psikososial yang masih berlangsung pasca banjir dan longsor.
Sementara itu, kunjungan ke Desa Patikalain dilakukan untuk menyaksikan langsung pembangunan prototipe Hunian Tetap (Huntap) yang dibangun oleh MDMC HST.
Charil Anam, anggota Divisi TDRR MDMC PP Muhammadiyah memberikan penjelasan terkait bentuk Huntap yang dibangun. “Kami setuju dengan bentuk yang dibuat karena menyesuaikan dengan kearifan lokal yang mana dibuat terpisah-pisah, tidak komunal,” katanya
Anam juga memberikan keterangan terkait penangangan bencana di Kalimantan Selatan yang dilakukan oleh MDMC. “Penanganan dampak bencana baik longsor maupun banjir yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang dikomandoi MDMC Kalsel dengan bantuan Lazismu untuk fundraising sudah cukup bagus,” imbuhnya.
Terkait situasi pandemi Covid-19, Anam berpesan kepada seluruh relawan yang melakukan kegiatan pada masa pemulihan ini agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. “Karena saat ini wabah belum berakhir maka saya berpesan kepada relawan Muhammadiyah agar terus memperhatikan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Senada dengan itu, Eri Norahman selaku Koordinator Pos Layanan MDMC Kalimantan Selatan di HST menjelaskan pula mengenai Huntap yang akan dibangun tersebut.
“Sebisa mungkin desain bangunan yang kami tawarkan tanpa meninggalkan kearifan lokal warga yang lebih suka tempat tinggal terpisah dan tidak berhimpitan,” katanya.
Eri juga menambahkan bahan material yang dipergunakan ramah lingkungan. “Ada pula yang meminta bahan berasal dari bekas bangunan rumah rusak namun masih layak dipergunakan. Untuk kemudahan, kami juga memberikan pilihan material yakni dengan baja ringan ditambah kalsiboard dan kayu,” jelasnya.
Eri juga menyampaikan alasan dipilihnya Huntap sebagai hunian untuk membantu warga terdampak banjir dan longsor. “Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk membantu warga. Dengan selisih biaya yang tidak begitu besar, Huntap adalah alternatif yang kami anggap tepat,” imbuhnua.
Eri berharap warga dapat mengembangkan Huntap sesuai keinginan dan kemampuan masing-masing. “Yang jelas pada saat proses pembangunan kami melibatkan pemilik rumah untuk ikut andil,“ pungkasnya.
Salah seorang penerima manfaat, Muhammad Saidi menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan. “Saya ucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah atas bantuan berupa renovasi rumah pasca banjir yang melanda beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Total Huntap yang akan dibangun berjumlah 10 buah dengan jumlah calon penerima manfaat sebanyak 49 jiwa. Untuk satu unit Huntap diperkirakan akan membutuhkan dana sebanyak 30 juta rupiah.
Saat ini MDMC Kalimantan Selatan dibantu oleh Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan terus membuka donasi melalui rekening Bank Mandiri Syariah 7100 799 299 (konfirmasi donasi melalui 08115072123) guna membantu proses pemulihan pasca banjir dan longsor yang melanda Kalimantan Selatan, di antaranya pembangunan Huntap. (Tim Media MDMC/MDN)