MDMC Latih Guru dan Siswa Ubah Perilaku Hadapi Covid-19

Sikka-Nusa Tenggara Timur. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melaksanakan Pelatihan Perubahan Perilaku dan Lokakarya Perencanaan Program untuk Sekolah Referensi dalam Program “UBAH”, Usaha Berubah Perilaku Hadapi Covid-19. Program ini merupakan bagian dari program Siap Siaga yang mendapat dukungan pemerintah Australia.

Rangkaian pelatihan dilaksanakan serentak dari tanggal 28-31 Oktober 2021 di 7 daerah yang dipilih yaitu Sikka (NusaTenggara Timur), Lombok Timur (NTB), Denpasar (Bali), Banyuwangi, Pamekasan dan Sidoarjo (Jawa Timur) serta Kulonprogo (Yogyakarta).

Sasaran peserta program yaitu guru dan siswa di 7 sekolah Muhammadiyah di 7 daerah tersebut yaitu SMA Muhammadiyah Maumere, SMA Muhammadiyah Pohgading, SMA Muhammadiyah 1 Denpasar, SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi, SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo dan SLB Muhammadiyah Dekso Kulonprogo.

Budi Setiawan, Ketua MDMC PP Muhammadiyah hadir dan membuka pelatihan secara langsung di Maumere, Kabupaten Sikka. Pelatihan ini diikuti oleh 25 orang guru SMA Muhammadiyah Maumere.

Budi mengungkapkan pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan perubahan perilaku dalam menghadapi Covid-19.

“Upaya perubahan perilaku ini kita masukkan di sekolah-sekolah karena kita mengetahui kalau pendidikan tidak bisa mengubah para pelajar maka akan kemudian terjadi penyebaran. Meski yang kami lakukan ini kecil, tapi kami berharap yang kecil ini akan membantu mempercepat perubahan perilaku,” kata Budi Setiawan, Kamis (28/10).

Budi Setiawan juga mengungkapkan keprihatinan karena masyarakat di banyak daerah mulai abai terhadap Covid-19, karena menganggap Covid-19 sudah selesai. Padahal menurutnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan ancaman Covid-19 masih tetap ada.

“Covid-19 itu menyerang siapa saja tidak mengenal suku, agama dan ideologi oleh karena itu program-program melawan Covid-19 ini harus kita lakukan bersama-sama, lintas agama, lintas ideologi sehingga kemudian kita akan mampu merubah ini dengan kesungguhan kita,” imbuh Budi.

Budi Setiawan menambahkan, dengan perubahan perilaku di masyarakat kita semua akan menjadi mengerti dan siap menghadapi berbagai kejadian. “Kalau pelatihan ini hanya empat hari, bukan bahwa berarti pelatihan ini selesai, tapi justru kita harus bergerak di masyarakat mendinamisasi kesiapan kita menghadapi segala ancaman,” pungkas Budi Setiawan.

Acara pelatihan dibuka Yakouripa oleh Staf Ahli Bupati Sikka bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum. Dalam sambutannya Yakouripa mengatakan memang sangat sulit untuk mengubah perilaku masyarakat.

“Sangat sulit memang kita mengubah perilaku, tapi saya percaya kepada Bapak Ibu Guru saya yakin pasti mampu karena dengan caranya sendiri bagaimana melakukan komunikasi, informasi dan edukasi, apalagi Bapak dan Ibu memiliki ilmu-ilmu mendidik bagaimana caranya supaya anak-anak bisa mengikuti prokes ini. Ini butuh waktu dan kesabaran,” kata Yakouripa.

Yakouripa mewanti-wanti jangan sampai muncul gelombang ketiga Covid-1 pada bulan Desember. “Kita berharap dengan pelatihan seperti ini, kita bekerja sambil berdoa jangan sampai laju pertumbuhan di Desember jangan sampai seperti Januari lalu. Terima kasih kepada MDMC baik dari pusat maupun daerah yang sudah pemerintah Kabupaten Sikka, ” pungkasnya. (Tim Media MDMC)

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required

X