Masih Dampingi Para Penyintas Banjir Longsor di Bogor, Muhammadiyah Bangun Hunian Darurat

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Bogor masih mendampingi warga terdampak banjir longsor di Kecamatan Pamijahan, yang terjadi pada Rabu (22/06) silam.
Mereka memperbaiki pipa air bersih yang mengarah ke rumah-rumah warga sepanjang 30 meter di Kampung Cisarua, Desa Purasari. Kemudian membuat hunian darurat (hundar) sebanyak 2 unit untuk 8 KK, sekitar 32 jiwa, warga Kampung Cikupa, Desa Cibunian dan melaksanakan pendampingan psikososial warga Kampung Cimanggu serta Cikupa.
Program pendampingan pasca bencana ini didukung penuh oleh Lazismu setempat dan melibatkan relawan Muhammadiyah Kabupaten Bogor dari berbagai unsur seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah/Kokam, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiatul Aisyiyah (NA), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW).
Ketua MDMC Kabupaten Bogor, Reza Kurniawan, saat dihubungi Selasa (12/07) menceritakan hingga kini hanya para relawan Muhammadiyah tersebut yang masih melaksanakan pendampingan berkesinambungan bagi para penyintas khususnya di Kampung Cikupa. Sementara berbagai komunitas masyarakat yang datang, semua memberikan bantuan logistik secara insidental.
Reza juga menceritakan, akses menuju Kampung Cikupa cukup sulit. “Jalan terjal dan menanjak serta hanya bisa dilalui oleh satu mobil,” katanya.
Posisi dan kondisi geografis Kampung Cikupa juga cukup menyulitkan untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi rekonstruksi karena berada di antara tebing-tebing serta hanya sedikit sekali tanah datar yang bisa dimanfaatkan. Sedangkan kawasan pemukiman dekat alur sungai, masih rawan banjir longsor dan membuat warga takut.
Dengan kondisi tersebut, menurut Reza, saat hujan deras, warga lain yang rumahnya masih bisa dihuni juga ikut memanfaatkan hundar. “Mereka masih trauma dengan kejadian banjir longsor itu sehingga ikut mengungsi di hundar yang kami bangun,” imbuhnya.
Reza menambahkan, saat membangun hundar tersebut, lokasi awalnyua akan menggunakan perkebunan cengkih milik warga, namun kemudian ada warga yang mengizinkan tanahnya untuk didirikan hundar.
Sementara dari pemerintah desa, warga sudah ditawari bantuan untuk bisa mengontrak di rumah warga lainnya yang tidak terdampak parah.
“Namun mereka menolak dan lebih memilih tinggal di hundar,” ungkap Reza.
Untuk mengurangi beban psikologis warga, juga dilaksanakan pendampingan psikososial kepada para penyintas kelompok rentan yaitu anak-anak, remaja dan para ibu. “Untuk para bapak kami libatkan dalam kegiatan pembersihan material dan pembangunan hundar,” ujar Reza.
Selanjutnya, Reza menuturkan pihaknya masih akan melanjutkan pendampingan psikososial untuk para ibu, merencanakan rekontruksi jaringan pipa air bersih di Tanjung Sari 2, jembatan penghubung kurang lebih 9 meter di Cisarua, Desa Purasari dan jembatan sepanjang 15 meter lebar 3 meter di Cimanggu, Cibunian, Pamijahan. (Tim Media MDMC)

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required

X