MDMC Sumatera Barat Berbagi Hewan Qurban di Pedalaman Mentawai
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat melaksanakan penyembelihan hewan Qurban untuk warga di daerah pedalaman Mentawai. Kegiatan ini dipimpin oleh Sekretaris MDMC Sumatera Barat, Portito.
Agenda qurban ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian MDMC Sumatera Barat kepada warga di pelosok Mentawai. Karena minim kapasitas, mereka tidak bisa merayakan Idul Adha dengan menyembelih hewan qurban.
Dalam giat tersebut, setelah salat Idul ‘Adha di Masjid Nurul Iman (20/07), tim Relawan MDMC melaksanakan agenda qurban bersama masyarakat Desa Sagulubbek, Kecamatan Siberut Barat Daya dengan penerima manfaat 34 KK.
Di waktu yang bersamaan pemotongan hewan qurban juga dilakukan tim MDMC di Desa Simatalu, Mushalla Nur Hidayah, Kec. Siberut Barat, Kab. Mentawai dengan penerima manfaat 50 KK. Kedua desa tersebut tidak ada aliran listrik dan signal untuk komunikasi ke dunia luar.
“Transportasi utama menggunakan kapal. Tiga hari sebelum Ied kita sudah memasuki Mentawai, 2 kecamatan ini berada diujung garis peta Indonesia yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Jarak tempuh yang sulit dan menantang mesti kita lalui. Walaupun di tengah pandemi, dengan prokes yang ketat, kita tetap berangkat, agar saudara kita di sana merasakan semaraknya hari raya ‘Idul Adha”, kata Portito Sabtu (24/07).
Masyarakat muslim di pedalaman Mentawai sangat antusias dengan agenda ini, terbukti dengan banyaknya warga yang hadir dan ikut serta bergotong royong membantu proses penyembelihan hewan qurban.
Sebelum ada program ‘Qurban di pedalaman’, menurut Portito, jangankan makan daging qurban, yang qurban saja di sini sedikit sekali. Tak jarang karena minimnya akses dan edukasi, mereka memotong babi untuk di sembelih. Kebanyakan dari mereka adalah mualaf yang telah memeluk agama Islam beberapa tahun yang lalu.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Wardah Fondation, selaku donatur utama serta para peserta qurban lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang telah mesukseskan bersama agenda mulia ini, mudah-mudahan Allah ta’aalaa membalasnya dengan sebaik-baik balasan, serta semoga kerjasama ini bisa berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya.” ujar Portito.
Selain minim qurban, desa ini juga rentan terkena bencana alam seperti banjir dan resiko tsunami, karena geografisnya yang berada langsung di patahan megathrust. “Harapan kami, program ini ke depan bisa bertambah dan menebar manfaat kepada masyarakat sekitar. Dengan semangat berbagi dan edukasi keislaman maupun kebencanaan yang lebih masif lagi untuk mencerahkan umat agar menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sebagaimana tujuan Muhammadiyah itu sendiri,” pungkas Portito. (MDMC Sumbar)