Pos Pelayanan Muhammadiyah di Cianjur, Salurkan Bantuan Logistik Hingga Dirikan Sekolah Darurat

Muhammadiyah memperluas cakupan layanannya kepada para penyintas gempa di Cianjur. Kamis, (29/11) secara resmi dibuka pos pelayanan (posyan) Muhammadiyah di 5 lokasi terpisah. Masing- masing lokasi akan di dampingi oleh MDMC selama 3 bulan.

Indrayanto, Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi MDMC PP Muhammadiyah mengatakan, melalui 5 pos pelayanan itu Muhammadiyah akan fokus pada 6 layanan kepada warga.

“Kami akan fokus pada layanan kesehatan, hunian, air dan sanitasi, logistik makanan dan non makanan, dukungan psikososial serta pendidikan darurat,” katanya.

Adapun kelima lokasi posyan Muhammadiyah itu adalah posyan 1 Ciherang, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Cianjur. Posyan ini akan dijalankan oleh MDMC Jawa Barat dengan tim pendamping psikososial dari Uhamka, Jakarta.

Posyan 2 Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang dijalankan oleh MDMC Jawa Timur dengan dan pendampingan psikososial dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Kemudian Posyan 3 Kampung Tipar Kaler, Desa Limbangsari, Kecamatan Cianjur dijalankan oleh MDMC Jawa Barat dengan kegiatan tim pendampingan psikososial dari MDMC Lampung.

Posyan 4 Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang dijalankan oleh MDMC Jawa Tengah dengan tim pendamping psikososial dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Terakhir Posyan 5 Kampung Cieundeur, Desa Cieundeur, Kecamatan Warungkondang dijalankan oleh MDMC DIY dengan tim pendampingan psikososial dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Untuk menjalankan 5 posyan itu menurut Indrayanto saat ini ada 175 personil yang ditempatkan disana. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

“Nantinya para relawan akan ditempatkan secara bergantian, di rolling,” ujar Indrayanto.

Dirikan Sekolah Darurat

Sementara itu, para relawan Muhammadiyah Posyan 1 Ciherang, mendirikan sekolah darurat untuk anak-anak penyintas gempa.

Menurut Ade Irvan Nugraha Sekretaris MDMC Jawa Barat, sekolah itu didirikan di lahan pertanian milik warga.

“Sekolah darurat ini menggantikan SD Negeri yang rusak, menggunakan lahan sayuran milik warga,” katanya.

Ade Irvan Nugraha menuturkan, setelah negosiasi dengan pemilik lahan disepakati ganti biaya tanaman sebesar 2 juta Rupiah.

“Ini bayar ganti untung untuk tanamannya,” tuturnya.

Sekolah darurat ini nantinya menurut Ade Irvan Nugraha akan dijalankan secara kolaborasi antara relawan Muhammadiyah dan guru-guru setempat yang selama ini mengajar para siswa.

“Nanti diusahakan dari UMMI (Universitas Muhammadiyah Sukabumi),” ujarnya.

Ketua Posyan Ciherang, Ridwansah, melaporkan hari ini (01/12) sebanyak 3 buah tenda untuk sekolah darurat itu sudah didirikan.

“Nantinya akan digunakan untuk pendidikan sebanyak 381 anak-anak kampung Ciherang Rawajaya,” ujarnya.

Menurutnya, sekolah darurat ini didirikan untuk membantu anak-anak penyintas gempa di Kampung Ciherang Rawajaya agar bisa kembali sekolah sehingga meringankan beban psikologis mereka akibat gempa yang terjadi.

“Selanjutnya diharapkan agar anak terbiasa kembali menjalani aktivitas tanpa merasa takut atau cemas,” pungkas Ridwansah.

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required

X